KOTA MADIUN – Suasana haru menyelimuti kawasan Jalan Anggrek, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kota Madiun, Senin (10/6). Seorang perempuan tak kuasa membendung air mata ketika rumah yang telah ia tempati puluhan tahun dihancurkan alat berat milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun.
Rumah tersebut merupakan satu dari 50 bangunan yang ditertibkan dalam rangka penataan kawasan sekitar stasiun. Perempuan berusia 61 tahun itu, sebut saja Bu Sugeng, hanya bisa berdiri mematung menyaksikan bangunan yang penuh kenangan itu rata dengan tanah.
“Itu rumah saya. Tempat kami tinggal sejak dulu,” tuturnya lirih, matanya sembap menahan tangis.
Bangunan yang dihuni Bu Sugeng dulunya merupakan aset KAI yang ditempati mertuanya semasa bekerja sebagai petugas inspeksi perkeretaapian. Seiring waktu, rumah tersebut diwarisi kakak iparnya, sementara ia dan suami membangun tempat tinggal sendiri di dekatnya.
“Suami saya lahir tahun 1957. Sejak kami menikah, sudah tinggal di sana. Sudah puluhan tahun,” kenangnya.
Tak hanya menjadi tempat tinggal, rumah itu juga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga. Ia berjualan es batu untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Meski sadar bahwa lahan yang ditempati merupakan milik KAI, Bu Sugeng tetap merasa berat melepas rumah tersebut. “Saya sadar ini bukan tanah saya. Tapi di situ banyak kenangan. Ketiga anak saya besar di sana. Dua sudah menikah, satu masih tinggal dengan saya,” ujarnya terbata.
Kehangatan hubungan antarwarga di kawasan itu menambah berat perpisahan ini. “Warga di sana sudah seperti keluarga sendiri,” tambahnya.
Menurutnya, sosialisasi penertiban sudah dilakukan sejak awal Februari. PT KAI menggelar pertemuan dengan warga di kantor Kelurahan Oro-Oro Ombo. Awalnya, bangunan diminta dikosongkan pada akhir Maret, namun karena ada warga yang menggelar hajatan pada April, penertiban diundur hingga 28 Mei.
“Waktu itu ada yang punya acara, makanya ditunda,” jelasnya.
Kini, Bu Sugeng bersama keluarganya harus menata ulang kehidupan di rumah kontrakan di Kelurahan Sukosari. Meski berat, ia berusaha tabah menghadapi kenyataan tersebut.