Polri  

Dari Tuban untuk Indonesia: Polisi Mengabdi dengan Hati

Dari Tuban untuk Indonesia: Polisi Mengabdi dengan Hati

Tuban, Jawa Timur – Di sebuah pagi yang hangat di pelosok Tuban, beberapa petugas lalu lintas berjalan menyusuri jalan kampung. Bukan untuk melakukan razia, bukan pula untuk menilang, melainkan untuk mengetuk pintu-pintu rumah warga. Mereka datang dengan senyum tulus dan sapaan ramah, “Selamat pagi, Bu. Kami dari Satlantas Polres Tuban ingin berbagi sedikit pengetahuan tentang lalu lintas.”

Sapaan sederhana itu mengubah banyak hal. Di balik seragam dan peluit yang biasanya identik dengan ketegasan, kini masyarakat melihat sisi lain — sisi manusiawi, penuh kasih, dan peduli.
Itulah semangat yang diusung dalam program “POLANTAS MENYAPA”, sebuah inisiatif luar biasa dari Satlantas Polres Tuban untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat melalui sentuhan hati.


Bersama, Bukan Berjarak

Tak sedikit warga yang awalnya merasa gugup melihat polisi datang ke rumah mereka. Namun, rasa itu berubah menjadi hangat ketika petugas duduk di teras, tersenyum, dan mulai berbincang ringan. Mereka tak membawa surat tilang, melainkan lembar informasi tentang tata cara pembuatan SIM, perpanjangan STNK, dan pentingnya membayar pajak kendaraan tepat waktu.

“Kami tidak datang untuk menakuti, tapi untuk membantu. Kami ingin masyarakat tahu bahwa semua urusan bisa dilakukan dengan mudah dan jujur, tanpa harus lewat calo,”
tutur AKP Muhammad Hariyazie Syakhranie, S.Tr.K., S.I.K, Kasat Lantas Polres Tuban.

Kehangatan itu terasa nyata. Di banyak rumah, warga bahkan menyuguhkan air minum dan kue kecil. Obrolan sederhana di beranda rumah berubah menjadi momen yang menyentuh hati — antara masyarakat yang ingin belajar dan polisi yang dengan sabar menjelaskan.


Air Mata Haru di Wajah Warga

Salah satu warga, Ibu Siti (47), tak bisa menyembunyikan rasa harunya.

“Saya kira mau ditilang, Pak,” katanya sambil tertawa kecil.
“Ternyata polisi datang mau ngajarin cara ngurus SIM dan STNK. Rasanya senang sekali. Saya merasa diperhatikan, padahal saya cuma orang kecil.”

Matanya tampak berkaca-kaca. Dalam kehidupan sederhana, perhatian seperti ini terasa sangat berarti.
Itulah kekuatan sesungguhnya dari program POLANTAS MENYAPA — bukan hanya mengajarkan aturan, tapi juga memberikan rasa dihargai dan disayangi oleh negaranya sendiri.


Polisi yang Mendengar, Bukan Hanya Menyuruh

Program ini juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan harapan. Petugas dengan sabar mendengarkan setiap cerita, bahkan tentang hal-hal kecil yang sering terlewat — seperti kesulitan warga lanjut usia dalam memperpanjang surat-surat kendaraan.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa polisi juga manusia, kami mendengar, kami peduli. Kalau masyarakat tertib, semua akan merasa aman dan nyaman,”
ujar AKP Hariyazie dengan nada tenang dan penuh empati.

Melalui sapaan yang tulus, jarak antara polisi dan rakyat perlahan memudar. Yang tersisa hanyalah rasa saling percaya dan kebersamaan.


Langkah Kecil, Dampak yang Besar

Program POLANTAS MENYAPA menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dari satu rumah ke rumah lainnya, dari satu senyum ke senyum berikutnya, lahirlah semangat baru dalam hubungan antara polisi dan masyarakat.
Anak-anak kini tak lagi takut ketika melihat petugas berseragam. Mereka malah menyapa, melambaikan tangan, bahkan berfoto bersama.

Masyarakat pun mulai sadar bahwa keselamatan di jalan bukan sekadar urusan peraturan, tapi tentang kepedulian dan tanggung jawab bersama.


Pelayanan dengan Cinta, Bukan Sekadar Kewajiban

“Kami ingin menjadi polisi yang hadir di hati masyarakat, bukan hanya di jalan. Kami ingin dikenang bukan karena tilang, tapi karena ketulusan kami membantu,”
ujar AKP Muhammad Hariyazie Syakhranie, S.Tr.K., S.I.K dengan senyum hangat.

Di balik seragam dan tanggung jawab berat, para polisi lalu lintas ini membawa pesan sederhana: menjadi pelayan masyarakat yang sesungguhnya berarti hadir dengan hati, bukan hanya menjalankan tugas.


POLANTAS MENYAPA: Cermin Kepedulian dari Tuban untuk Indonesia

Dari Tuban, program ini memberi pelajaran berharga bagi seluruh negeri — bahwa wajah humanis polisi adalah kunci untuk menumbuhkan rasa percaya masyarakat.
Di setiap sapaan yang mereka ucapkan, terselip doa dan harapan agar setiap pengendara selamat sampai tujuan, agar setiap keluarga bisa berkumpul kembali tanpa kehilangan.

POLANTAS MENYAPA bukan sekadar program kerja.
Ia adalah cermin kepedulian, simbol kasih, dan bukti bahwa pengabdian sejati lahir dari hati yang tulus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *